Demikian
kata Wakil Gubernur NTT, Benny A. Litelnoni pada pembukaan acara Rapat
Koordinasi Pengembangan Segitiga Pertumbuhan Ekonomi (Growth Triangle) antara
NTT, Timor Leste dan Darwin di Aston
Hotel, Kupang, Kamis (11/06). Lebih jauh diingatkan Wakil Gubernur jika NTT dan
Timor Leste memiliki hubungn historis dan sosio kultural, karena Timor Leste
pernah menyatu dengan Indonesia. Terdapat hubungan kekerabatan yang erat akibat
proses kawin mawin dan perdagangan lintas batas kedua wilayah.
Pada
kesempatan itu juga Benny berpesan agar segera mungkin dilakukan aksi nyata kerjasama
setelah beberapa kali diseminarkan. “Kami menunggu apa yag dihasilkan, agar
Pemerintah Daerah juga dapat mengambil langkah-langkah konkrit terkait
kerjasama trilateral ini” demikian lanjutnya. Untuk pembahasan kerjasama ini,
sebelumnya telah diselenggarakan seminar nasional pada 20 Maret 2014 juga
Seminar Internasional pada 31 Oktober 2014. Pada workshop kerjasama trilateral yang
berlangsung di Bulan Juli 2014 telah disepakati untuk melakukan studi
terkaitnya. Studi dimaksud selanjutnya didanai oleh Pemerintah Australia. Oleh
Pemerintah Australia ditunjuklah Charles Darwin University sebagai pelaksana
penelitian.
Hadir
dalam kesempatan itu, Prof. Ruth Wallace dan Prof. Dennis Shoesmith perwakilan
dari Charles Darwin University menyampaikan hasil kajian mereka sebagai tim
independen. Setidaknya tujuh rekomendasi disebutkannya, antara lain: pertama,
Kerjasama trilateral di antara ketiga negara harus bisa mengembangkan
kerjasama subregional yang baru, dalam kerangka kerjasama antar negara; kedua, Pemerintah dan Institusi Bisnis
harus mampu membuka kesempatan hubungan antar masyarakat sebagai basis
penguatan bisnis. Pemerintah dari Indonesia, Timor Leste dan Australia harus
mengkoordinasikan pergerakan bisnis dan manusia di kawasan subregional ini,
dengan menciptakan jalur penerbangan langsung yang menghubungkan Kota Kupang
dengan Dili dan Darwin; ketiga, Indonesia dan Australia agar
mendukung RDTL dalam Keanggotaan ASEAN. Integrasi kawasan subregional di
wilayah Timor Leste, Kawasan Timur Indonesia dan Australia Utara perlu
disesuaikan dengan kerjasama masyarakat ekonomi ASEAN; keempat, Pemerintahan
trilateral harus melanjutkan penciptaan iklim yang mendukung perdagangan dan investasi;
kelima,
Menciptakan Branding Turisme bersama dan mendukung promosi industri
dengan potensi alam misalnya kebudayaan dan pariwisata serta pengembangan
peternakan regional. Hal ini penting untuk mengembangkan industri pariwisata sebagai
salah satu pilar ekonomi; keenam, Pertukaran tenaga kerja ke-3
negara lewat berbagai insentif program kerjasama; ketujuh, Kerjasama
universitas ke-3 negara terutama di bidang industri pertanian dan kelautan
melalui pengembangan penelitian dan pendidikan juga pelatihan guna membangun
industri padat karya.
Bertindak
selaku moderator dalam diskusi panel itu Dr.Jelamu A.Marius. Sementara, turut
menanggapi hasil rekomendasi tersebut para pembahas yaitu Prof.Fred Benu,
Rektor Undana, Goris Mere, Bobby C. Siagian, Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi
Asia, Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian.
Nampak
turut hadir dalam acara tersebut antara lain delegasi ketiga negara yang
terdiri dari setidaknya 20 delegasi dari
Austalia, 20 delegasi dari Timor Leste dan 30 delegasi dari Indonesia, para pakar, akademisi, pelaku usaha, NGO, serta SKPD teknis di lingkungan Pemerintah
Provinsi NTT. Beberapa peserta yang hadir turut menananggapi pentingnya
kehadiran Pemerintah dalam model kerjasama seperti ini. Disampaikan mereka,
jika fakta selama ini, pengusahalah yang harus beraksi sendirian. Jika ini
masih terus terjadi, maka impian untuk menjadikan kupang sebagai pusat
pertumbuhan ekonomi baru bakal sirna.
Sebagai
tahapan akhir dari Program Pengembangan Kawasan Segitiga Pertumbuhan Ekonomi
(Growth Triangle), pertemuan kali ini adalah untuk menyimak hasil kajian yang
telah dilakukan oleh Tim Independen dari CharleDarwin University. Tim ini
diepakati oleh ketiga negara sebagai akademisi pengkaji kawasan trilateral,
yang telah melakukan kajian di tiga kota yaitu Kupang, Dili dan Darwin.
Diharapkan dalam pertemuan ini dapat disepakati aspek-aspek kerjasama yang
dapat segera ditindaklanjuti.