Wednesday, 29 July 2015

JANGAN LUPAKAN KAJIAN SOSIOLOGIS


Demikian kata Wakil Gubernur NTT, Benny A. Litelnoni pada pembukaan acara Rapat Koordinasi Pengembangan Segitiga Pertumbuhan Ekonomi (Growth Triangle) antara NTT, Timor Leste dan Darwin di  Aston Hotel, Kupang, Kamis (11/06). Lebih jauh diingatkan Wakil Gubernur jika NTT dan Timor Leste memiliki hubungn historis dan sosio kultural, karena Timor Leste pernah menyatu dengan Indonesia. Terdapat hubungan kekerabatan yang erat akibat proses kawin mawin dan perdagangan lintas batas kedua wilayah.

Pada kesempatan itu juga Benny berpesan agar segera mungkin dilakukan aksi nyata kerjasama setelah beberapa kali diseminarkan. “Kami menunggu apa yag dihasilkan, agar Pemerintah Daerah juga dapat mengambil langkah-langkah konkrit terkait kerjasama trilateral ini” demikian lanjutnya. Untuk pembahasan kerjasama ini, sebelumnya telah diselenggarakan seminar nasional pada 20 Maret 2014 juga Seminar Internasional pada 31 Oktober 2014.  Pada workshop kerjasama trilateral yang berlangsung di Bulan Juli 2014 telah disepakati untuk melakukan studi terkaitnya. Studi dimaksud selanjutnya didanai oleh Pemerintah Australia. Oleh Pemerintah Australia ditunjuklah Charles Darwin University sebagai pelaksana penelitian.


Hadir dalam kesempatan itu, Prof. Ruth Wallace dan Prof. Dennis Shoesmith perwakilan dari Charles Darwin University menyampaikan hasil kajian mereka sebagai tim independen. Setidaknya tujuh rekomendasi disebutkannya, antara lain: pertama, Kerjasama trilateral di antara ketiga negara harus bisa mengembangkan kerjasama subregional yang baru, dalam kerangka kerjasama antar negara; kedua, Pemerintah dan Institusi Bisnis harus mampu membuka kesempatan hubungan antar masyarakat sebagai basis penguatan bisnis. Pemerintah dari Indonesia, Timor Leste dan Australia harus mengkoordinasikan pergerakan bisnis dan manusia di kawasan subregional ini, dengan menciptakan jalur penerbangan langsung yang menghubungkan Kota Kupang dengan Dili dan Darwin; ketiga, Indonesia dan Australia agar mendukung RDTL dalam Keanggotaan ASEAN. Integrasi kawasan subregional di wilayah Timor Leste, Kawasan Timur Indonesia dan Australia Utara perlu disesuaikan dengan kerjasama masyarakat ekonomi ASEAN; keempat, Pemerintahan trilateral harus melanjutkan penciptaan iklim yang mendukung perdagangan dan investasi; kelima, Menciptakan Branding Turisme bersama dan mendukung promosi industri dengan potensi alam misalnya kebudayaan dan pariwisata serta pengembangan peternakan regional. Hal ini penting untuk mengembangkan industri pariwisata sebagai salah satu pilar ekonomi; keenam, Pertukaran tenaga kerja ke-3 negara lewat berbagai insentif program kerjasama; ketujuh, Kerjasama universitas ke-3 negara terutama di bidang industri pertanian dan kelautan melalui pengembangan penelitian dan pendidikan juga pelatihan guna membangun industri padat karya.

Bertindak selaku moderator dalam diskusi panel itu Dr.Jelamu A.Marius. Sementara, turut menanggapi hasil rekomendasi tersebut para pembahas yaitu Prof.Fred Benu, Rektor Undana, Goris Mere, Bobby C. Siagian, Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi Asia, Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian.
Nampak turut hadir dalam acara tersebut antara lain delegasi ketiga negara yang terdiri dari setidaknya  20 delegasi dari Austalia, 20 delegasi dari Timor Leste dan 30 delegasi dari Indonesia,   para pakar, akademisi, pelaku usaha, NGO,  serta SKPD teknis di lingkungan Pemerintah Provinsi NTT. Beberapa peserta yang hadir turut menananggapi pentingnya kehadiran Pemerintah dalam model kerjasama seperti ini. Disampaikan mereka, jika fakta selama ini, pengusahalah yang harus beraksi sendirian. Jika ini masih terus terjadi, maka impian untuk menjadikan kupang sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru bakal sirna.  
            Sebagai tahapan akhir dari Program Pengembangan Kawasan Segitiga Pertumbuhan Ekonomi (Growth Triangle), pertemuan kali ini adalah untuk menyimak hasil kajian yang telah dilakukan oleh Tim Independen dari CharleDarwin University. Tim ini diepakati oleh ketiga negara sebagai akademisi pengkaji kawasan trilateral, yang telah melakukan kajian di tiga kota yaitu Kupang, Dili dan Darwin. Diharapkan dalam pertemuan ini dapat disepakati aspek-aspek kerjasama yang dapat segera ditindaklanjuti.








0 komentar:

Post a Comment