Wednesday, 29 July 2015

SEBELUM KE AKHIRAT, LIHAT DULU KOMODO






Gubernur NTT, Drs.Frans Lebu Raya, ketika menyampaikan materinya dalam Seminar Promosi Investasi Wilayah Konjen RRT bersama Pemerintah Provinsi NTT, NTB dan Bali (Gedung Wisma Sabha, Denpasar 8 Mei 2015).


Guyonan bermuatan pesan di atas disampaikan Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya untuk mengajak peserta seminar hari itu, Jumat (8/5) menjadi lebih rileks. Spontan peserta seminar  tersenyum, sambil memberikan  tepukan tangan meriah. Tampil sebagai pembicara ke tiga dalam seminar bertajuk Promosi Investasi di Gedung Wisma Sabha, Denpasar,  Frans Lebu Raya memaparkan materinya dengan  judul Potensi dan Peluang Investasi di Provinsi NTT.
 “NTT itu adalah Provinsi Kepulauan. Potensi investasi  kami arahkan untuk mendukung potensi yang dimiliki dengan bertumpu pada 6 sektor utama yakni Jagung, Ternak, Cendana, Koperasi, Pariwisata, Perikanan dan Kelautan. Investasi ini akan didukung oleh 70 pelabuhan baik internasional, nasional dan pelabuhan penyeberangan. 15 bandara besar maupun kecil, dengan potensi wisata terbaik dunia yakni komodo, taman laut dan masih banyak lagi…” demikian jelas Frans.
Pada bagian awal acara, Mr. Hu Yinguan, Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (RTT), menjelaskan rencana mereka menggandeng 3 Provinsi yakni Bali, NTB dan NTT untuk berinvetasi di bidang infrastruktur. “Tetapi kesempatan ini baik juga dimanfaatkan untuk menjelaskan potensi lainnya,” ujarnya dalam bahasa mandarin. Selanjutnya, masing-masing provinsi dipersilahkan mempresentasikan potensi-potensi yang dimilikinya.
Hadir dalam seminar promosi investasi tersebut antara lain Gubernur NTT, Frans Lebur Raya, Wakil Gubernur NTB Mohammad Amin, Asisten III Sekretaris Daerah Provinsi Bali I Ketut Wija, para Kepala Dinas Pariwisata dari 3 provinsi, para Bupati dan Walikota Bali, serta pejabat terkait lainnya.
Sementara dari RTT hadir antara lain Konjen RRT Denpasar Hu Yinquan, Ketua China Chanber of Commerce in Indonesia, Liu Haosheng, Wakil Economic Counselor Office Hu Xious Shan serta 24 pengusaha asal Tiongkok yang secara khusus datang untuk mendengarkan presentasi dari masing-masing wilayah di 3 provinsi tersebut.
Ketua China Chamber of Commerce in Indonesia Liu Haosheng mengatakan, investasi akan lebih mengarah ke pembangunan infrastruktur. "Saya teringat pada tahun 1980-an, di China ada kalimat yang sangat terkenal yakni "jika anda ingin kaya maka bangunlah jalan raya. Infrastruktur itu sangat penting," ujarnya. Ia berharap kerjasama investasi tersebut akan terjalin dengan erat dan akan disambut oleh perusahan-perusahan di Tiongkok.
Dalam promosi investai tersebut, pihaknya mengajak serta banyak perusahan asal RRT di bidang minyak bumi, listerik, telekomunikasi, jalan raya dan kereta api, mesin, transportasi, pelabuhan, pertanian dan keuangan. "Saya berharap, promosi investasi ini menambah pengertian perusahan asal Tiongkok untuk melakukan investasi di 3 wilayah tersebut sesuai dengan potensi daerahnya masing-masing," ujarnya.
Masing-masing provinsi mempresentasikan potensi-potensi lokal yang bisa dikembangkan dalam  investasi baik di bidang pariwisata, pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan serta infrastruktur. Acara kemudian dilanjutkan dengan pendalaman  dalam sesi Interaktif Talkshow. Turut tampil sebagi pembicara sesi berikutnya antara lain Mr. Liu Haosheng, Ketua KADIN China  di Indonesia,  Pimpinan Hydrochina Corporation, Perusahaan Telekomunikasi China, Pimpinan Sdee Speco Group, bergerak di bidang kelistrikan, serta Perwakilan Kepala Dinas Pariwisata, dari Pemerintah Povinsi NTT.
Wakil Gubernur  NTB, Mohammad Amin menyebutkan jika saat ini wilayahanya  layak dilirik investasi. "Kita sudah memiliki Bandara Internasional Lombok (BIL) yang akan dikembangkan peningkatakan kapasitas runway menjadi 3 ribu meter. Kita juga berharap setelah itu ada penerbangan langsung dari China ke Lombok," ujarnya.
Selain itu, pihaknya mempromosikan potensi pengembangan pariwisata di Lombok mulai dari Giliterawang hingga pengembangan pusat MICE yang akan melebihi BDTC Nusa Dua.
Sementara Bali, menawarkan beberapa investasi yang bisa dilakukan oleh RRT yakni jalan tol ke Bali Utara dan Barat serta kereta api lelet keliling Bali. "Kita berharap dua proyek besar ini bisa digarap oleh RRT. Untuk bidang wisata bahari, masih banyak yang bisa digarap oleh investor RRT," ujar Kepala Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Provinsi Bali Ida Bagus Made Parwata menambahkan di sela-selar seminar.
Globalisasi memang telah menghapus sekat antar daerah, memotong jarak dan tak terelakan untuk membangun kerjasama seluas-luasnya. Niat baik Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk membangun kerjasama dengan pemerintah Provinsi Bali, NTT juga NTB harus direspon arif. Terungkap juga jika pemerintah daerah telah didukung oleh regulasi nasional, dengan skema kerjasama yang lebih lunak antara pengusaha/BUMN/BUMD antar negara. Akhirnya, pemerintah kedua negara juga diharapkan mampu memberikan dukungan melalui berbagai kemudahan ijin, ketepaan waktu, kepastian serta keamanan berinvestasi.

0 komentar:

Post a Comment