Gubernur
NTT, Drs.Frans Lebu Raya, ketika menyampaikan materinya dalam Seminar Promosi
Investasi Wilayah Konjen RRT bersama Pemerintah Provinsi NTT, NTB dan Bali (Gedung
Wisma Sabha, Denpasar 8 Mei 2015).
Guyonan
bermuatan pesan di atas disampaikan Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya untuk mengajak
peserta seminar hari itu, Jumat (8/5) menjadi lebih rileks. Spontan peserta
seminar tersenyum, sambil memberikan tepukan tangan meriah. Tampil sebagai
pembicara ke tiga dalam seminar bertajuk Promosi Investasi di Gedung Wisma
Sabha, Denpasar, Frans Lebu Raya
memaparkan materinya dengan judul
Potensi dan Peluang Investasi di Provinsi NTT.
“NTT itu adalah Provinsi Kepulauan. Potensi
investasi kami arahkan untuk mendukung
potensi yang dimiliki dengan bertumpu pada 6 sektor utama yakni Jagung, Ternak,
Cendana, Koperasi, Pariwisata, Perikanan dan Kelautan. Investasi ini akan
didukung oleh 70 pelabuhan baik internasional, nasional dan pelabuhan penyeberangan.
15 bandara besar maupun kecil, dengan potensi wisata terbaik dunia yakni
komodo, taman laut dan masih banyak lagi…” demikian jelas Frans.
Pada
bagian awal acara, Mr. Hu Yinguan, Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (RTT), menjelaskan rencana mereka menggandeng 3 Provinsi
yakni Bali, NTB dan NTT untuk berinvetasi di bidang infrastruktur. “Tetapi
kesempatan ini baik juga dimanfaatkan untuk menjelaskan potensi lainnya,”
ujarnya dalam bahasa mandarin. Selanjutnya, masing-masing provinsi
dipersilahkan mempresentasikan potensi-potensi yang dimilikinya.
Hadir
dalam seminar promosi investasi tersebut antara lain Gubernur NTT, Frans Lebur
Raya, Wakil Gubernur NTB Mohammad Amin, Asisten III Sekretaris Daerah Provinsi Bali
I Ketut Wija, para Kepala Dinas Pariwisata dari 3 provinsi, para Bupati dan Walikota
Bali, serta pejabat terkait lainnya.
Sementara
dari RTT hadir antara lain Konjen RRT Denpasar Hu Yinquan, Ketua China Chanber
of Commerce in Indonesia, Liu Haosheng, Wakil Economic Counselor Office Hu
Xious Shan serta 24 pengusaha asal Tiongkok yang secara khusus datang untuk
mendengarkan presentasi dari masing-masing wilayah di 3 provinsi tersebut.
Ketua
China Chamber of Commerce in Indonesia Liu Haosheng mengatakan, investasi akan
lebih mengarah ke pembangunan infrastruktur. "Saya teringat pada tahun
1980-an, di China ada kalimat yang sangat terkenal yakni "jika anda ingin
kaya maka bangunlah jalan raya. Infrastruktur itu sangat penting,"
ujarnya. Ia berharap kerjasama investasi tersebut akan terjalin dengan erat dan
akan disambut oleh perusahan-perusahan di Tiongkok.
Dalam
promosi investai tersebut, pihaknya mengajak serta banyak perusahan asal RRT di
bidang minyak bumi, listerik, telekomunikasi, jalan raya dan kereta api, mesin,
transportasi, pelabuhan, pertanian dan keuangan. "Saya berharap, promosi
investasi ini menambah pengertian perusahan asal Tiongkok untuk melakukan
investasi di 3 wilayah tersebut sesuai dengan potensi daerahnya
masing-masing," ujarnya.
Masing-masing
provinsi mempresentasikan potensi-potensi lokal yang bisa dikembangkan
dalam investasi baik di bidang
pariwisata, pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan serta infrastruktur. Acara
kemudian dilanjutkan dengan pendalaman
dalam sesi Interaktif Talkshow. Turut tampil sebagi
pembicara sesi berikutnya antara lain Mr. Liu Haosheng, Ketua KADIN China di Indonesia,
Pimpinan Hydrochina Corporation, Perusahaan Telekomunikasi China,
Pimpinan Sdee Speco Group, bergerak di bidang kelistrikan, serta Perwakilan
Kepala Dinas Pariwisata, dari Pemerintah Povinsi NTT.
Wakil
Gubernur NTB, Mohammad Amin menyebutkan
jika saat ini wilayahanya layak dilirik
investasi. "Kita sudah memiliki Bandara Internasional Lombok (BIL) yang
akan dikembangkan peningkatakan kapasitas runway menjadi 3 ribu meter. Kita
juga berharap setelah itu ada penerbangan langsung dari China ke Lombok,"
ujarnya.
Selain itu, pihaknya mempromosikan potensi pengembangan pariwisata di Lombok mulai dari Giliterawang hingga pengembangan pusat MICE yang akan melebihi BDTC Nusa Dua.
Selain itu, pihaknya mempromosikan potensi pengembangan pariwisata di Lombok mulai dari Giliterawang hingga pengembangan pusat MICE yang akan melebihi BDTC Nusa Dua.
Sementara
Bali, menawarkan beberapa investasi yang bisa dilakukan oleh RRT yakni jalan
tol ke Bali Utara dan Barat serta kereta api lelet keliling Bali. "Kita
berharap dua proyek besar ini bisa digarap oleh RRT. Untuk bidang wisata
bahari, masih banyak yang bisa digarap oleh investor RRT," ujar Kepala
Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Provinsi Bali Ida Bagus Made Parwata menambahkan
di sela-selar seminar.
Globalisasi memang telah
menghapus sekat antar daerah, memotong jarak dan tak terelakan untuk membangun
kerjasama seluas-luasnya. Niat baik Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT)
untuk membangun kerjasama dengan pemerintah Provinsi Bali, NTT juga NTB harus
direspon arif. Terungkap juga jika pemerintah daerah telah didukung oleh regulasi
nasional, dengan skema kerjasama yang lebih lunak antara pengusaha/BUMN/BUMD antar
negara. Akhirnya, pemerintah kedua negara juga diharapkan mampu memberikan
dukungan melalui berbagai kemudahan ijin, ketepaan waktu, kepastian serta
keamanan berinvestasi.
0 komentar:
Post a Comment