NTT
sudah sering dikenal dengan akronim negatif seperti Nasib Tidak Tentu, Nanti
Tuhan Tolong. Kemiskinan dan kegersangan semakin meneggelamkan masyarakat NTT
dalam kubangan keterbelakangan. Stigma-stigma tersebut telah meluluhlantakan
kepercayaan diri dan daya juang masyarakat. Sumber daya alam potensial yang
beragam di Bumi Flobamora banyak dibiarkan tenggelam dalam lautan kepasrahan
dan keikhlasan menerima takdir. Pada titik inilah pemerintah mesti hadir dan
memperlihatkan keberpihakannya.
Setiap pemimpin yang tampil di pucuk
pemerintahan Flobamora coba meningkatkan kepercayaan diri masyarakat dengan
berbagai program unggulan. Sejak beberapa tahun terakhir masyarakat NTT akrab
dengan konsep Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah. Program yang digelontorkan
sejak tahun 2011 ini ditujukan untuk menciptakan desa atau kelurahan yang maju
dan produktif.
Program ini telah dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat penerima sebagaimana dituturkan oleh masyarakat
penerima Anggur Merah di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Sebagai salah
satu Kabupaten terluas di NTT, topografi daerah TTS sangatlah cocok untuk
pengembangan pertanian dan peternakan.
Para penerima dana Anggur Merah
sebagian besar memanfaatkan dana Anggur Merah untuk membeli babi, sapi dan
usaha pertanian. Selain itu ada juga yang membuka kios dan usaha produktif
lainnya. Beberapa kelompok mengusahakan babi, tahun berikutnya sudah naik kelas
dengan membeli sapi. Lainnya, mengawali dengan satu ekor sapi, sekarang sapinya
berkembang lebih dari satu.
Hasil usaha dana Pemberdayaan
Pemerintah Provinsi NTT dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan
perekonomian keluarga. Mereka dapat membiayai pendidikan anak-anaknya. Mereka
juga bisa memasang listrik ke rumahnya dengan hasil keuntungan pengembangan
usaha Anggur Merah. Membuat rumah serta cerita sukses lainnya. Masih banyak lagi
deretan kebutuhan keluarga yang dibantu dengan perguliran dana itu.
Sebagai sebuah program yang masih
berusia dini, Anggur Merah masih harus terus dibenah. Pola pemberdayaan dan
perguliran yang diusung masih belum berjalan sesuai harapan. Kisah macetnya
pengembalian dana menjadi isu utama yang sering diangkat untuk menenggelamkan
Anggur Merah. Kerja keras pendamping di lapangan, dibalas dengan tuduhan
penggelapan uang. Kecemburuan dan gesekan politik di tingkat desa juga turut
membumbui kisah pilu program ini.
Semuanya itu adalah bagian dari
dinamika perjalanan sebuah program. Satu yang pasti Anggur Merah telah
membangkitkan kreativitas dan semangat juang msyarakat desa. Merangkai asa,
menatap masa depan dengan penuh kegembiraan. Wajah-wajah buram tanpa harapan
telah berganti rupa sumbringah. Raut optimisme harus dibarengi denga kerja
keras, kerja tuntas dan kerja cerdas masyarakat demi mengucapkan selamat
tinggal kemiskinan.
Kini, kepercayaan masyarakat mulai
hidup kembali. Mereka mulai percaya jika Pemerintah peduli, Pemerintah benar-benar
hadir. Mereka juga mulai percaya diri. Semoga kita pun percaya dengan mereka (masyarakat)…
0 komentar:
Post a Comment