Saturday, 1 August 2015

MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI MASYARAKAT





NTT sudah sering dikenal dengan akronim negatif seperti Nasib Tidak Tentu, Nanti Tuhan Tolong. Kemiskinan dan kegersangan semakin meneggelamkan masyarakat NTT dalam kubangan keterbelakangan. Stigma-stigma tersebut telah meluluhlantakan kepercayaan diri dan daya juang masyarakat. Sumber daya alam potensial yang beragam di Bumi Flobamora banyak dibiarkan tenggelam dalam lautan kepasrahan dan keikhlasan menerima takdir. Pada titik inilah pemerintah mesti hadir dan memperlihatkan keberpihakannya.

            Setiap pemimpin yang tampil di pucuk pemerintahan Flobamora coba meningkatkan kepercayaan diri masyarakat dengan berbagai program unggulan. Sejak beberapa tahun terakhir masyarakat NTT akrab dengan konsep Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah. Program yang digelontorkan sejak tahun 2011 ini ditujukan untuk menciptakan desa atau kelurahan yang maju dan produktif.

            Program ini telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat penerima sebagaimana dituturkan oleh masyarakat penerima Anggur Merah di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Sebagai salah satu Kabupaten terluas di NTT, topografi daerah TTS sangatlah cocok untuk pengembangan pertanian dan peternakan.

            Para penerima dana Anggur Merah sebagian besar memanfaatkan dana Anggur Merah untuk membeli babi, sapi dan usaha pertanian. Selain itu ada juga yang membuka kios dan usaha produktif lainnya. Beberapa kelompok mengusahakan babi, tahun berikutnya sudah naik kelas dengan membeli sapi. Lainnya, mengawali dengan satu ekor sapi, sekarang sapinya berkembang lebih dari satu.

            Hasil usaha dana Pemberdayaan Pemerintah Provinsi NTT dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan perekonomian keluarga. Mereka dapat membiayai pendidikan anak-anaknya. Mereka juga bisa memasang listrik ke rumahnya dengan hasil keuntungan pengembangan usaha Anggur Merah. Membuat rumah serta cerita sukses lainnya. Masih banyak lagi deretan kebutuhan keluarga yang dibantu dengan perguliran dana itu.

            Sebagai sebuah program yang masih berusia dini, Anggur Merah masih harus terus dibenah. Pola pemberdayaan dan perguliran yang diusung masih belum berjalan sesuai harapan. Kisah macetnya pengembalian dana menjadi isu utama yang sering diangkat untuk menenggelamkan Anggur Merah. Kerja keras pendamping di lapangan, dibalas dengan tuduhan penggelapan uang. Kecemburuan dan gesekan politik di tingkat desa juga turut membumbui kisah pilu program ini.  

            Semuanya itu adalah bagian dari dinamika perjalanan sebuah program. Satu yang pasti Anggur Merah telah membangkitkan kreativitas dan semangat juang msyarakat desa. Merangkai asa, menatap masa depan dengan penuh kegembiraan. Wajah-wajah buram tanpa harapan telah berganti rupa sumbringah. Raut optimisme harus dibarengi denga kerja keras, kerja tuntas dan kerja cerdas masyarakat demi mengucapkan selamat tinggal kemiskinan.  

            Kini, kepercayaan masyarakat mulai hidup kembali. Mereka mulai percaya jika Pemerintah peduli, Pemerintah benar-benar hadir. Mereka juga mulai percaya diri. Semoga kita pun percaya dengan mereka (masyarakat)…

0 komentar:

Post a Comment