Bersama Membangun Indonesia dari
Pinggiran
Ajakan
tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur NTT, Drs. Benny A.
Litelnoni saat menyampaikan sambutan dan membuka Musrembang RKPD Provinsi NTT
Tahun 2016 di Hotel Ima, Kamis (14/4). Acara Musrembang tersebut dihadiri oleh
Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Dr. Sumarsono,
Deputi Bidang Kependudukan dan
Ketenagakerjaan Bappenas,Rahma Iryanti, Forkompinda Provinsi NTT,Ketua DPRD NTT
beserta para Ketua Komisi,
Bupati/Walikota se-NTT, Ketua
DPRD Kabupaten/Kota se-NTT serta para pimpinan SKPD Lingkup Pemerintah Provinsi
NTT.
Wakil Gubernur dalam sambutannya menyambut baik kebijakan Presiden
Jokowi untuk Membangun Indonesia dari pinggiran. “Letak Provinsi NTT yang
berbatasan dengan Timor Leste dan Australia menjadi salah satu alasan bagi Pemerintah
menjadikan NTT, salah satu daerah prioritas pembangunan. Kami terus meminta
dukungan anggaran Pemerintah pusat dalam meningkatkan infrastruktur di daerah
ini”jelas Wagub dalam sambutannya.
Lebih lanjut, Wakil Gubernur mengajak para Bupati/Walikota agar terus
membangun koordinasi dan kerjasama demi mendukung pembangunan di Provinsi NTT.
“Pertumbuhan ekonomi kita terus mengalami perkembangan. Angka kemiskinan serta
pengangguran juga terus kita tekan melalui pembangunan berbasis pedesaan,” urai
Benny Litelnoni. Tukar pengalaman antarkabupaten,tambah Wagub, juga diperlukan
demi percepatan pembangunan yang terintegrasi.
Terkait dengan perencanaan, Orang Nomor Dua di Provinsi NTT mengharapkan
agar prosesnya harus semakin baik dengan dukungan data yang akurat. “Saya
berharap melalui ketersediaan data yang akuntabel dapat memetakan
peluang-peluang serta dapat merespon pencapaian target dan sasaran
pembangunan,” tegas Wagub.
Deputi Bidang Kependudukan dan
Ketenagakrjaan Bappenas, Rahma Iryanti saat menyampaikan sambutan Kepala
Bappenas menegaskan bahwa kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dalam
Musrembang Provinsi disesuaikan dengan ketersediaan anggaran yang terbatas.
“Karena politik perencanaan dan anggaran dikendalikan oleh efektifitas dan efisiensi.
Untuk tahun 2017, prioritas utama pembangunan adalah pembangunan infrastruktur
dan ekonomi untuk mengurangi kemiskinan dan kesenjangan antarwilayah,” jelas
Kepala Bappenas dalam sambutannya. Diuraikannya lebih lanjut,kebijakan anggaran
bukan lagi Money Follow Function tapi
Money Follow Programm terutama
program-program prioritas. Konsekuensinya, distribusi anggaran bukan lagi
dibagi rata tapi didasarkan pada indikator dan prioritas yang jelas serta
terukur.
Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Dr. Sumarsono
yang mewakili Menteri Dalam Negeri dalam paparannya menyentil penambahan anggaran yang terus meningkat dari
tahun ke tahun namun tak membawa dampak signifikan bagi ekonomi makro. “Hal ini
disebabkan karena terlalu banyaknya regulasi dan pola perizinan yang
berbelit-belit. Akibatnya daya serap anggaran tidak maksimal. Ruang investasi
juga tidak bertumbuh dengan baik,”jelas Sumarsono. Lebih lanjut Sumarsono
menjelaskan pihaknya dalam setiap bulan harus mengeliminasi kurang lebih 500
Peraturan Daerah (Perda,red.) yang sudah
diputus oleh Mahkamah Konstitusi,Perda yang intoleransi serta Perda yang
menghambat iklim investasi.
Sementara itu, Ketua
Panitia Musrembang dalam laporannya menjelaskan tujuan Musrembang Provinsi
untuk menghasilkan kesepahaman, koordinasi dan sinkronisasi program Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Provinsi,
Menghasilkan RKPD Tahun 2017 serta mengkristalisasi usulan dan program untuk
Musrembangnas
0 komentar:
Post a Comment