This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sunday, 28 August 2016

PNS TETAP TERIMAH GAJI WALAUPUN ADA PEMOTONGAN DAU (DANA ALOKASI UMUM)


Sri Mulyani Berkomentar bahwa pemerintah menjamin tidak akan memotong anggaran prioritas seperti gaji aparat negara dan berita yang beredar secara luas tidak benar adanya.

Sri Mulyani memastikan, pembangunan infrastruktur serta program peningkatan kemakmuran dan penciptaan lapangan kerja tidak akan terkena pemangkasan anggaran. Selain itu, pos-pos belanja wajib seperti gaji dan tunjangan pegawai, operasional dan pemeliharaan kantor, serta bantuan sosial dan belanja-belanja yang sudah teken kontrak tidak akan berubah.

’’Penghematan utamanya dilakukan untuk belanja honorarium, perjalanan dinas, meeting, biaya rapat, iklan, pengadaan kendaraan, sisa dana lelang, dan anggaran kegiatan yang belum dikontrakkan,’’ kata Sri dalam rapat kerja dengan Komisi XI (Keuangan dan Perbankan) DPR kemarin. 


Sri menuturkan bahwa penghematan belanja kementerian/lembaga tersebut dilakukan secara hati-hati. 

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan, hingga 24 Agustus 2016, realisasi serapan belanja mencapai Rp 316,6 triliun atau 47,5 persen dari target dalam APBNP 2016. 
Dari jumlah tersebut, anggaran sisa kebutuhan belanja pegawai dan bantuan sosial hingga akhir tahun mencapai Rp 97,0 triliun atau 14,5 persen dari target. 

Sementara itu, realisasi outstanding kontrak sampai 24 Agustus mencapai Rp 65,9 triliun atau 9,9 persen dari target. ’’Dari realisasi tersebut, sisa anggaran adalah Rp 186,9 triliun. Dari jumlah itu, yang dipotong Rp 64,7 triliun,’’ demikian lanjut Sri Mulyani.

Sri Mulyani menerangkan, ada tiga hal yang menjadi pertimbangan Kemenkeu dalam menunda penyaluran DAU, yakni perkiraan kapasitas fiskal, kebutuhan belanja dan perkiraan posisi saldo kas di daerah pada akhir tahun. Adapun daerah-daerah yang DAU-nya ditunda penyalurannya adalah yang proyeksi saldo kas akhir tahunnya masuk kategori sangat tinggi, cukup tinggi, dan sedang.

Menurutnya, sebagian DAU yang ditunda penyalurannya dapat dicairkan kembali pada sisa tahun ini jika realisasi penerimaan negara mencukupi. Sementara itu, untuk sebagian DAU yang tidak dapat dibayarkan pada tahun ini maka tercatat sebagai kurang bayar pemerintah pusat ke daerah, yang pembayarannya akan memperhatikan kemampuan keuangan negara. 

Jadi jelas bukan pos gaji yang dipotong pemerintah melainkan  pos belanja honorarium, perjalanan dinas, meeting, biaya rapat, iklan, pengadaan kendaraan, sisa dana lelang, dan anggaran kegiatan yang belum dikontrakkan. 

Marilah kita bijak menanggapi isyu pembekuan Dana Alokasi Umum (DAU) ini oleh pemerintah, mulailah berpikir cerdas, mana mungkin pemerintah berani mengambil resiko memangkas hak gaji aparatur negara?


Penulis: Lisa Kurniasih


Thursday, 25 August 2016

PERBEDAAN LOUNDRY DAN TOKO


HUMOR DARI MANADO

Donny : Wei, Poppy… Mau pigi mana ngana ?

Poppy : Mau Beli baju kita…

Donny : Ohhh… kanapa so buru-buru bagini dang ?

Poppy : Soalnya tu toko masih baru… murah-murah sekali. Ngana tau ada tulisannya:

T-Shirt Rp.5000,- Kemeja Rp.10.000,- Celana Jeans Rp.12.000,- Jaket Rp.15.000,-

Pokoknya murah semua…!

Donny : Ah, Masa lei…! Apa tu toko pe nama dang?

Poppy : Kalo kita nda lupa, ada tulis LAUNDRY…

AUDENSI KEMATIAN DOLFINA ABUK

          

“Pemerintah Provinsi NTT sangat mendukung langkah yang diambil Pemerintah Kabupaten TTU dalam penanganan kasus kematian alm. Dolfina Abuk. Kami akan segera berkoordinasi dengan Unsur Forkompinda Provinsi NTT untuk mengawal jalannya proses ini. Mari kita proaktif bekerjasama, menyatukan pemahaman dan strategi, agar tidak  terus berulang kasus serupa” demikian salah satu kesimpulan Wakil Gubernur NTT, Benny A. Litelnoni saat beraudiens dengan rombongan Wakil Bupati TTU di ruang kerjanya, Jum’at (1/7).
          “Kita juga perlu mendukung upaya Kepolisian Daerah (Polda) NTT untuk mengusut tuntas penyelesaian kasus ini. Saya berharap segera dibentuk sebuah unit pelayanan terpadu penanganan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sejak proses rekrutmen hingga kepulangan mereka. Untuk Kebijakan Moratorium Pengiriman TKI asal TTU supaya dapat dipertimbangkan kembali, guna menghindari semakin banyak TKI illegal karena tingginya niat masyarakat bekerja ke luar negeri” lanjut Wakil Gubernur.
          Pertemuan bersama rombongan yang dipimpin oleh Aloysius Kobes,S.Sos, Wakil Bupati TTU itu membahas tuntutan keluarga korban untuk kembali melakukan otopsi di Indonesia. Sesuai informasi dari Kedutaan Besar RI di Malaysia, hasil otopsi oleh Pemerintah Malaysia akan diberikan tiga bulan setelah kematian, tepatnya tanggal 7 Juli 2016 nanti. Keluarga korban menilai kematian itu tidak wajar, banyak kejanggalan dalam prosesnya. Mereka menduga, telah terjadi penjualan organ tubuh almarhumah.
          Dalam diskusi, diulas kronologis peristiwa kematian TKW asal TTU itu, hingga langkah-langkah yang telah ditempuh. “Saat ini, proses hukum dugaan tindak pidana penjualan orang sudah ditangani pihak Polda NTT. Telah ditetapkan tiga orang tersangka. Untuk kelanjutannya, kami meminta bantuan Pemerintah Provinsi NTT sebagai perwakilan Pemerintah Pusat di daerah” kata Wakil Bupati TTU.

Turut hadir mendampingi Wakil Gubernur NTT dalam rapat siang itu perwakilan dari Polda NTT, Kejaksaan Tinggi, Pihak BP3TKI (Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia), Bruno Kupok, Kepala Dinas Nakertrans Provinsi NTT dan Hadidjah Abbas, Kepala Biro Hukum Sekertariat Daerah Provinsi NTT.

Wednesday, 24 August 2016

BERKIBARLAH BENDERAKU (VERSI MANTAN OPM)


Om Bram adalah anggota OPM yang ditangkap dan dipenjara selama 10 tahun. Dalam penjara, Om Bram diajarkan Lagu BERKIBARLAH BENDERAKU, dinyanyikan setiap pagi, siang, sore dan malam. Saat bebas, om Bram sangat Cinta NKRI. Ketika pulang, di depan Asrama Kodim, Om Bram melihat tiga orang anggota TNI menurunkan bendera, karena sudah jam 6 sore. Dengan cepat berlari, Om Bram menuju tiang bendera, memukuli tiga orang tentara itu. Om Bram akhirnya ditangkap dan diperiksa petugas. Berikut wawancara Om Bram saat diperiksa.
Petugas           : Kenapa kau pukul tentara ?
Om Bram         : Saya pukul karena selama ini saya diajarkan bernyanyi :
  BERKIBARLAH BENDERAKU, LAMBANG SUCI GAGAH PERWIRA…
 SIAPA BERANI MENURUNKAN ENGKAU, SERENTAK RAKYATMU MEMBELA… !!!
  Jadi saya salah apa ??? Jawab !!! (Om Bram pukul meja dengan marah...)
Dengan herannya, petugas bertanya lagi.
Petugas           : Ini memang jam 6 sore, saatnya bendera harus diturunkan. Besok, jam 7 pagi
  bendera dikibarkan lagi. Sudah menjadi aturan jam 6 sore bendera
 diturunkan…
Om Bram         : OMONG KOSONG… !! (Om Bram langsung memotong pembicaraan)
Di lagu itu, tidak ada kata yang bilang : BERKIBARLAH BENDERAKU, LAMBANG SUCI GAGAH PERWIRA… NAIKKAN JAM 7, TURUNKAN JAM 6…
Jadi, tolong jangan tipu-tipu kami rakyat yaaa… ???
                                   


HARGAI SEBUAH PROSES, JANGAN MEMBENTUK GENERASI YANG INSTAN

“Hargai proses yang berjalan, teratur, sistematis, tahap demi tahap. Tidak ada proses yang instan, untuk hasil yang baik. Rawatlah petemanan dengan orang-orang di Thailand. Pelajari budaya mereka tetapi jangan lupa dengan budaya sendiri”

Begitu pesan Drs. Frans Lebu Raya, Gubernur NTT sambil berkelakar saat menerima kunjungan delapan orang siswa SMKN 1 Kupang di ruang kerjanya, Rabu (29/6). Mereka adalah Sharo Yalla, Chelsy Mudin, Hamidah Djawas, Vania Sagita Natalia, Hanny Ballo, merpati Nalle, Ryan Malik dan Augusto.
Utusan siswa/i magang dari lima jurusan itu direncanakan untuk diberangkatkan ke Thailand pada tanggal 15 Juli nanti. Delapan pelajar kelas XI itu akan diterima sebagai peserta magang pada Kanchanaphisek Technical Colleg Mahanakorn dan Chachoengsao Vocational College. Dua lembaga pendidikan (college) ini merupakan bagian dari enam College yang telah menandatangani nota kerjasama dengan pihak SMKN 1 Kupang.
“Gunakan ilmu yang didapat untuk mewujudkan hidup yang lebih baik. Terus belajar memperbaiki diri dan membangun jejaring dalam komunitas dunia. Para guru pun harus terus berinovasi dan memberikan semangat kepada siswa. Wujudkanlah mimpi mereka sebisa mungkin. Jadilah seperti moto yang ada, menjadi SMK yang Hebat, SMK Jempol” tambah Frans Lebu Raya memotivasi.
Dalam penjelasannya, Mathias Beeh,S.Stpar,MM melaporkan beberapa upaya mereka untuk mempersiapkan para siswa menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Sejak dua tahun lalu, pihaknya menjajaki kerjasam itu dengan berbagai pihak. Untuk tahap awal ini mereka akan dilatih selama dua bulan. Materi bulan pertama dengan model kelas, mereka akan dilatih ketrampilan berbahasa, pengenalan budaya dan lingkungan kerja. Pada bulan ke dua, peserta didik diperbolehkan magang di dunia industri mereka.
“Kerjasama ini cukup meringankan orang tua siswa. Pembiayaan makan minum dan transportasi ditanggung pihak Thailand. Kita cuma menyiapkan biaya untuk pengurusan passpord dan visa. Kunjungan balasan mereka direncanakan akan dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2016” lanjut Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Kupang itu.
Turut mendampingi para siswa, Sinun Petrus Manuk, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT dan Semuel Pakereng, Kepala Biro Humas NTT bersama beberapa orang guru. Hadir Monica Sinlae, Ketua Jurusan Administrasi Perkantoran, Karolus Pi, Ketua Jurusan Teknik Komputer Jaringan, Simon Duliwara, Ketua Jurusan Pemasaran dan Onduk Fabianus, Wakil Humas SMKN 1 Kupang.

Tuesday, 23 August 2016

VALIDASI URUSAN PEMERINTAHAN, MENUJU EFEKTIFITAS PENATAAN PERANGKAT DAERAH




Selama sepekan ini, terhitung sejak Hari Rabu tanggal 13 hingga tanggal 20 Juli 2016 nanti, Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi NTT aktif melakukan validasi Pemetaan Urusan Pemerintahan Daerah Tahap Ke dua untuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bagi seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi NTT. Sebelumnya, validasi Tahap Pertama telah dilaksanakan pada tanggal 20 hingga tanggal 25 Juni 2016 lalu. Pada tahap pertama itu, juga divalidasi seluruh SKPD yang ada di Provinsi, bersama Kabupaten/Kota. Validasi Tahap Ke dua ini merupakan validasi final. Harapanya, data yang dimasukan dalam sistem aplikasi Kementerian Dalam Negeri nanti, sungguh sesuai dengan data riil di lapangan.
Kepala Biro Organisasi Setda Provinsi NTT melalui Kapala Bagian Kelembagaan dan Analisis Jabatan, Drs. Agus Haki Bano, M.Si berkenan memberikan informasi itu saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (15/7). Ia menyampaikan bahwa validasi tersebut merupakan amanat pasal 24 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Diamanatkan, agar Kementerian dan Lembaga bersama Pemerintah Daerah melakukan pemetaan Urusan Pemerintahan yang diprioritaskan setiap daerah. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran utuh tentang kondisi nyata pemerintahan saat ini, guna menentukan bentuk pemerintahan yang efektif dan efisien dalam penyelenggaraan 34 urusan Pemerintahan Daerah.
“Beban Kerja Urusan Pemerintahan berdampak pada tipe organisasi pemerintahan daerah (SKPD,red.). Seturut Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016, ada tiga tipe Perangkat Daerah yakni Tipe A dengan beban kerja besar; Tipe B dengan beban kerja sedang dan Tipe C dengan beban kerja kecil. Khusus untuk Dinas Daerah, Tipe A memiliki satu sekretariat dengan empat bidang; Tipe B memiliki satu sekretariat dengan tiga bidang sementara Tipe C memiliki satu sekretariat dengan dua bidang” begitu jelas Agus.
“Klasifikasi Perangkat Daerah tersebut akan mengerucut pada penataan organisasi yakni penambahan, pengurangan atau penggabungan SKPD. Tentu saja, hal ini berkaitan dengan penetapan jumlah jabatan structural, pada setiap SKPD” tambahnya.
“Penetapan tipe organisasi masih dalam proses. Hasil validasi tahap Kedua akan diteruskan ke Kementerian Dalam Negeri untuk validasi final. Diharapkan, pada akhir tahun 2016  akan terbentuk Peraturan Daerah tentang Perangkat Daerah, sehingga pada Tahun 2017 penetapan organisasi sesuai beban kerja Urusan Pemerintahan Daerah dapat berlaku efektif” demikian pungkas Agus.
Untuk diketahui, Kota Kupang, Kabupaten Kupang, TTS dan TTU telah melewati proses validasi Tahap Kedua  pada Tanggal 13 Juli. Kabupaten Belu, Malaka, Rote Ndao dan Sabu Raijua juga telah usai pada Tanggal 14 Juli. Pada Hari Jum’at ini, Tanggal  15 Juli sedang berproses Kabupaten Alor, Lembata dan Flores Timur. Menyusul Kabupaten Sikka, Ende, Ngada dan Nagekeo akan dilaksanakan Tanggal 18 Juli. Sedangkan untuk untuk Kabupaten Manggarai Timur, Manggarai dan Manggarai Barat pada Tanggal 19 Juli. Terakhir, bagi Kabupaten Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya dijadwalkan pada Tanggal 20 Juli nanti.

GUBERNUR MINTA GELAR KEJUARAAN DAERAH





Oleh : Wilson Boymau

            Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, selaku Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTT, Rabu (11/5), di Swiss Belin Hotel, Kupang, meminta pengurus KONI Kabupaten dan Kota di NTT untuk melakukan langkah terobosan memajukan olahraga di Provinsi NTT. Langkah yang ditempuh yaitu menggelar berbagai kejuaraan dalam semua cabang olahraga sehingga dapat menciptakan atlet-atlet terbaik untuk mewakili daerahnya.

            Menurutnya, upaya untuk menciptakan prestasi di bidang olahraga  dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang paling penting, yaitu menggelar kejuaraan daerah di tingkat kabupaten dan kota. Dengan begitu, daerah dapat mengirim atlet-atlet terbaik untuk berlaga di tingkat provinsi  bahkan nasional.

“Saya sudah mendapat laporan bahwa ada kabupaten yang tidak pernah menyelenggarakan kejuaraan olahraga. Padahal, setiap kejuaraan sangat penting untuk menumbuhkan semangat olahraga di kalangan masyarakat sekaligus melahirkan atlet yang menjadi andalan bagi daerahnya. Caranya, setiap daerah mengirim satu atau dua atlit berprestasi dari cabang olahraga andalannya,” kata Gubernur Lebu Raya, dihadapan Ketua Harian dan Pengurus KONI tingkat Kabupaten dan Kota, saat membuka Rapat Anggota KONI  Tahun 2016.
            Gubernur menandaskan berbagai event kejuaraan olahraga, perlu dilakukan mulai dari pinggiran, yaitu dari tingkat desa, kelurahan dan kecamatan. Hanya dengan begitu, akan terpantau potensi anak-anak di pedesaan yang memiliki bakat olahraga. “Kita harus jujur dan objektif menilai apakah anak-anak di desa pantas untuk dilatih jadi atlet olahraga atau tidak. Kita harus berikan kesempatan kepada mereka untuk berkembang dan berprestasi dalam berbagai bidang,” ungkap Lebu Raya.

            Gubernur Frans Lebu Raya, didampingi Ketua Harian KONI NTT, Andre Koreh dan Sekretaris KONI NTT, Lambert Tokan, menjelaskanuntuk menciptakan prestasi dalam bidang olahraga, perlu menggelar berbagai kejuaraan di daerah. Lewat kejuaraan daerah akan memotivasi anak-anak untuk berjuang meraih prestasi dan menjadi atlit terbaik.Terkait konsolidasi organisasi, kata Gubernur, penting untuk mengevaluasi kinerja dan program kerja tahun lalu. Apa saja yang telah dikerjakan, apa kegagalannya dan kesuksesan yang diraih.

            Ketua Panitia Umbu Saga Anakaka, dalam laporannya rapat anggota KONI NTT berlangsung selama dua hari dari tanggal 11 sampai 12 Mei 2016. Rapat tersebut diikuti oleh  peserta dari 22 kabupaten/kota, yaitu Ketua Harian  KONI Kabupaten/Kota dan 29 pengurus cabang olahraga. Rapat tersebut dilaksanakan berdasarkan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga KONI NTT pasal 33 ayat 1 sampai 5 dan Anggaran Rumah Tangga KONI  pasal 37 ayat 4.

BERANI BERPIKIR BESAR




 “Hal yang membanggakan adalah, siswa-siswi kita punya kemampuan yang luar biasa. Artinya anak-anak NTT juga bisa. Selama ini, orang selalu miris menilai, memberikan predikat buruk kepada NTT. Karenanya, saya menaruh harapan pada dunia pendidikan untuk memperbaiki semua citra buruk itu. Harus berani berpikir besar.”

Oleh : Lucius W. Luly

Demikian ungkap Drs. Frans Lebu Raya, Gubernur NTT, dalam Seremoni Wisuda bagi 55 orang siswa/i Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) Nusa Cendana International Plus School (NCIP’s) serta SMP dan SMA Saint Peter, bertempat di Ballroom Swiss Belinn Kristal Kupang, Selasa (14/06). Ungkapan di atas juga menunjukan rasa bangganya kepada para siswa dan guru yang tampil sangat percaya diri menggunakan bahasa asing. Bukan cuman Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin, Bahasa Spanyol pun digunakan salah satu siswi dengan fasihnya saat berbicara, menyampaikan sambutannya mewakili para wisudawan.
            Anak-anak kita perlu dijaga agar selain cerdas, kreatif dan inovatif, juga memiliki karakter yang kuat sebagai warga bangsa. Hal ini penting, sehingga mereka tidak tercerabut dari budayanya sendiri. Penting kembali diajarkan Pancasila, penghayatan nilai-nilai budaya lokal lewat seni, menghidupkan lagi semangat gotong royong, bukan semangat individualistis” lanjut Gubernur dua periode itu.
Beliau juga menyentil pentingnya menambah rombongan belajar selain menjaga kualitas pendidikan. Gubernur mengajak agar Servas Mario Foundation (SMF) dapat mendorong peningkatan jumlah anak-anak NTT yang berkualitas. Ia sangat percaya, masa depan NTT akan lebih hebat dengan semakin banyak anak yang berkemampuan lebih. Lebih jauh, Gubernur memberikan motivasi dengan menyatakan keyakinannya jika mereka yang berkemampuan lebih, akan mampu menjawab tantangan masa depan yang sangat kompleks.
            Sementara itu, Servas Mario tampil dengan sangat bangganya. Dengan wajah haru, ia mengapresiasi aneka pencapain yang sudah diperoleh. Untuk kelulusan Tahun 2016 ini, SMP NCIP’s dan SMP Saint Peter menempati urutan ke dua dan ke tiga dari 45 sekolah pelaksana Ujian Nasional di Kota Kupang. Tanpa sungkan, ia memuji anak-anak didiknya. Apresiasi juga diberikannya kepada tim guru yang telah memberikan dedikasinya, dalam acara yang mengambil tema ‘Dengan Disiplin Tinggi, Kita Tingkatkan Kualitas Pendidikan Nasional’.
 “Walau banyak dikritik, kami terus berupaya memberikan yang terbaik. Banyak sudah prestasi yang diraih hingga ke tingkat nasional. Karena itu, saya meyakini sebagai pribadi yang mau berdiri tegak, harus siap untuk dikritik” kurang lebih seperti itu kata Servas Mario, selaku ketua yayasan dalam sambutan tertulisnya. Sesaat sebelumnya, ia sedikit menceritakan kembali sejarah berdirinya sekolah bilingual itu di awal Oktober 2011 lalu.
“Saat itu, saya diminta oleh Almarhum Bapak Piet A. Tallo selaku Gubernur dan Pak Frans Lebu Raya sebagai Wakil Gubernur NTT untuk kembali membangun daerah. Saya diminta untuk coba menghadirkan sekolah bertaraf Internasional di Kota Kupang. Karena dukungan beliau berdua, saya akhirnya memberanikan diri untuk kembali ke Kupang” lanjut pria yang biasa disapa Father Mario oleh para siswanya itu. Suasana haru juga terasa, saat Servas mengajak hadirin menundukkan kepala, sejenak mengenang Mrs.Hironima Pelilin, salah seorang pengajar yang wafat pada tanggal 8 Juni 2016.
“Kalian telah diwisuda, tetapi semua belum berakhir di sini. Lanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Memasuki fase baru, membutuhkan waktu untuk beradaptasi, dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi lagi” begitu kata Mrs.Petra Dratia Asa, Kepala Sekolah SMP NCIP’s ketika membacakan sambutan mewakili para kepala sekolah. Senyum tawa bahagia para siswa dan orang tuanya menghiasi ruang acara siang itu. Mereka telah dikukuhkan dan pantas untuk mengenyam pendidikan lanjutan.
Tampak hadir Ibu Lusia Adinda Lebu Raya dan para orang tua siswa lainnya yang juga sempat meluangkan waktu mereka. Acara yang dimeriahkan dengan aneka nyanyian itu dihadiri juga oleh para kepala sekolah, segenap guru dan anggota panitia perayaan wisuda.