Ribuan
peserta yang menghadiri peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke – 23
Tahun 2016 di Kupang, Nusa Tenggara Timur diantaranya banyak peserta menyatakan
baru pertama kali datang di Kupang. Mereka selain mengikuti acara peringatan
Hari Keluarga Nasional, juga mereka ingin tahu Kota Kupang atau daerah NTT
seperti Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai yang dikenal Barat, Pantai
Nembrala di Rote Ndao, dan Danau Kelimutu (Danau Tiga Warna, red) di Kabupaten
Ende.
Sri
Wahyuniarti, salah satu peserta Hari Keluarga Nasional dari BKKBN Provinsi
Kalimantan Utara mengaku baru pertama kali datang ke Kota Kupang atau Nusa
Tenggara Timur. Selama beberapa hari di Kota Kupang mempunyai kesan, diantaranya
makanan khas NTT, yakni jagung bose, daging se’i sapi, dan tenun ikat. Selain
itu, juga Kota Kupang memiliki potensi pariwisata yaitu Pantai Lasiana. “ Saya
baru pertama kali datang di Kupang. Saya lihat Kota Kupang dari atas pesawat
pantainya indah. Memang Kota Kupang sudah diciptakan Tuhan terlahir untuk
cantik, tinggal dikembangkan di obyek wisatanya. Karena asetnya sudah ada
duluan tidak perlu banyak explore”, kata Wahyuniarti kepada media ini di
Kupang, Jumat (29/7) siang.
Hal
ini terlihat saat menjelang pelaksanaan iven nasional (Harganas) di Kupang,
dimana, seminggu sebelum puncak pelaksaan Harganas semua penginapan penuh, baik
home stay, hotel. Bahkan tiket pesawat termahal sekali pun dari mana pun pintu
masuknya itu sudah dibeli orang. Artinya, iven nasional yang diadakan di Kupang
ini outputnya(hasilnya) positif.
“
Menurut saya positif, dengan ini, exposenya ke luar sudah bagus. Ini juga
membuat investor lirik untuk berivestasi di Kota Kupang. Orang se-Indonesia
saja yang datang ke sini dalam waktu bersamaan tempat penginapan mulai dari
hotel kecil hingga hotel berbintang pun habis”, jelasnya.
“
Boleh dong investor sesegara mungkin membangun Kupang lagi, mengeksplor lagi.
Tapi jangan lupa investor tahu pintu masuk ya. Jadi harus masuk lewat pemerintahan
biar duitnya dari Kupang untuk Kupang”, kata Kasi Hubungan antar Lembaga,
Kantor Perwakilan BKKBN Kalimantan Utara ini menambahkan.
Setelah
pulang ke daerahnya akan mempromosikan keindahan NTT, yakni mulai keluarga, di
lingkungan keluarga, dan di lingkungan kantor. Bahkan dia bakal mengajak rekan
bisnisnya untuk datang ke NTT. Karena peluang investasi masih besar, baik
bisnis dalam bentuk hotel maupun transportasi.
Hal
yang sama juga dikatakan, Yulia Alfin, Staf Khusus Kepala BKKBN Kabupaten Bone,
Sulawesi Selatan. Ia juga baru pertama kali datang di Kupang atau Nusa Tenggara
Timur.
Menurutnya,
pembangunan infrastruktur di Kota Kupang sudah baik. Begitu pula obyek
wisatanya sudah mulai berkembang. Namun, pemerintah perlu perhatian lebih
serius lagi di tempat pariwisata, baik itu fasilitas – fasilitas di wisata
pantai, tempat belanja suvenir. Sebab menurutnya, yang paling menarik di Kupang
adalah pantainya.
Made
Mahendra Putra, peserta dari Provinsi Bali mengatakan, Nusa Tenggara Timur
memiliki potensi pariwisata. Tak kalah jauh dari Provinsi Bali. Dikatakannya,
konsep pariwisata di Bali adalah konsep pariwisata budaya. Walau pun ada
beberapa pendukung pariwisata lainnya.
Ia
melihat di Kota Kupang pembangunan infrastruktur sudah baik, jalan raya sudah
lebar, pariwisatanya juga sudah mulai berkembang. Termasuk hotel – hotel juga
banyak tumbuh di Kota Kupang. Ini menandakan bahwa Kota Kupang sudah mulai
bangkit, salah satunya di sektor pariwisata. Tinggal bagaimana pemerintah
setempat melakukan penataan obyek wisata itu agar lebih nyaman buat wisatawan –
wisatwan yang datang ke Kota Kupang.
“
Perbedaan pariwisata di NTT dengan di Bali katanya, kalau di Bali sebagian
besar sudah di kelolah oleh Badan Pengelola. Jadi masyarakat Desa setempat
diberikan kekuasaan juga untuk mengelola obyek wisata yang ada di dalmnya
dengan manejemen tersendiri. Tapi tetap dalam pengawasan pemer intah baik
Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota, sehingga ada rasa
memiliki obyek wisata itu”, katanya
0 komentar:
Post a Comment